Januari 18, 2009

Kerang sebagai Biofilter Logam Berat

Selama ini orang mengenal kerang air tawar (Anodonta woodiana) atau kijing taiwan sebagai makanan dan bahan baku kerajinan. Sebagai makanan, kerang merupakan sumber protein. Namun seperti yang sudah banyak dibahas di media massa, manusia perlu berhati-hati sebelum menyantap kerang.<>
Kerang air tawar baru layak santap bila kondisi lingkungan ia tinggal relatif bersih dari pencemaran. Bila lingkungan perairan di mana ia tinggal tercemar, bisa-bisa bukan protein yang didapat melainkan racun yang bisa mematikan.
Kerang di Kali Surabaya tercemar logam berat. Hal ini karena lumpur di hampir seluruh kali di Surabaya sudah tercemar logam berat sehingga otomatis kerang yang hidupnya dalam lumpur ikut tercemar.
Karena temuan itu, otoritas setempat sempat mengimbau warga Surabaya agar tidak mengonsumsi kerang. Semakin banyak memakan kerang, kandungan logam berat pada darah juga akan meningkat.
Akumulasi logam berat pada tubuh manusia akan menimbulkan berbagai dampak yang membahayakan kesehatan. Di antaranya adalah kerapuhan tulang, rusaknya kelenjar reproduksi, kanker, kerusakan otak, dan keracunan akut pada sistem saraf pusat.
Perairan yang tercemar logam berat tidak saja terjadi di Surabaya. Muara sungai (daerah estuari) besar di Jawa Tengah sarat dengan logam berat, seperti kromium, kadmium, timbel, mangan, seng, besi, dan fenol (Kompas, 19/8/2002).
Kompas tahun ini juga memberitakan, di Jawa Barat, Sungai Citarum serta Waduk Saguling dan Cirata di Kabupaten Bandung saat ini tercemar logam berat. Jika tidak segera ditanggulangi, pencemaran logam berat akan berdampak pada kesehatan masyarakat karena daerah tersebut merupakan sentra budidaya ikan. Hal yang sama terjadi di Kalimantan Tengah, 11 sungainya tercemar merkuri.
Karena fakta-fakta tersebut, masyarakat tidak hanya disarankan untuk tidak sembarangan mengonsumsi kerang laut, tetapi juga kerang air tawar mengingat perairan di Indonesia umumnya sudah tercemar. Sebelum menyantapnya, terlebih dahulu harus dipastikan bahwa kerang tersebut memang berasal dari perairan yang relatif bersih.
Nilai ekologis
Justru karena sering menyerap logam berat di perairan, kerang sebenarnya memiliki nilai ekologis yang luar biasa. Kerang air tawar yang tinggal di dasar kolam atau danau ternyata bisa dimanfaatkan untuk "melahap" polutan termasuk logam berat yang tersuspensi dalam perairan.
Di samping itu, kemampuan hidupnya yang relatif lebih tahan terhadap polutan dibanding ikan-mampu hidup dalam lumpur yang kering saat musim kemarau-membuat kerang amat tepat dimanfaatkan sebagai pembersih lingkungan. Apalagi, kerang bisa membersihkan polutan logam berat relatif cepat.
Penelitian terhadap kemampuan kerang dalam membersihkan logam berat ini telah dilakukan Laboratorium Biokimia Institut Pertanian Bogor. Metodenya sebagai berikut: lima, sepuluh, lima belas, dan dua puluh ekor kerang yang relatif seragam ukuran dan umurnya masing-masing dimasukkan ke dalam larutan polutan besi (Fe) 10 ppm, tembaga (Cu) 2 ppm, timbal (Pb) 0,5 ppm, dan kadmium (Cd) 0,1 ppm, serta campuran semua logam berat tersebut (Fe, Cu, Pb, dan Cd dengan konsentrasi seperti di atas).
Selanjutnya konsentrasi Fe, Cu, Pb, dan Cd diukur pada minggu ke-2, 4, dan 6 dengan menggunakan spektrofotometer absorpsi atom (AAS).
Hasilnya adalah terjadi penurunan kadar logam Fe secara signifikan pada minggu ke-2, baik Fe yang dicampur dengan logam berat lain maupun yang tunggal. Selanjutnya, terlihat semakin lama waktu huni kijing dalam akuarium semakin menurun logam besi dalam air tersebut. Pada minggu ke-4 konsentrasi Fe sudah mendekati 0 untuk perlakuan 5 Fe, 10 Fe, 15 Fe, 20 Fe, dan 5 cmp (campuran). Pada minggu ke-6 kadar Fe hampir mendekati 0 pada semua perlakuan.
Terjadi penurunan kadar logam Cu secara signifikan pada minggu ke-2 untuk perlakuan 5 cmp, 10 cmp, 15 cmp, dan 20 cmp (campuran). Namun akhirnya, pada minggu ke-6 konsentrasi Cu hampir mendekati 0 pada semua perlakuan.
Terjadi penurunan kadar logam Pb secara signifikan pada minggu ke-2 di semua perlakuan. Setelah itu proses penyerapan Pb oleh kerang masih berlanjut sampai akhirnya pada minggu ke-6 kadar Pb hampir mendekati 0 pada semua perlakuan.
Terjadi penurunan kadar logam Cd secara sangat signifikan pada minggu ke-2. Konsentrasi logam Cd hampir mendekati 0 pada semua perlakuan. Pada minggu ke-6, kadar logam Cd di semua perlakuan menunjukkan angka nol alias nihil. Logam Cd benar-benar habis dilahap kerang.
Dari keempat fakta tersebut, terbukti bahwa kerang mampu menurunkan polutan logam berat pada air tawar secara nyata. Pengaruh jumlah kerang tampak tidak berbeda nyata dikarenakan konsentrasi logam berat yang kecil dan jumlah kerang relatif besar.
Mengenal kerang kijing
Kerang jenis Anodonta woodiana ini berasal dari Taiwan. Karena itu ia dikenal juga dengan sebutan kerang atau kijing taiwan. Kerang ini masuk ke Indonesia tanpa sengaja. Ia ikut terbawa saat Indonesia mengimpor ikan mola (Hypophthalmichtys molitrix) dari Taiwan sekitar akhir 1960-an hingga awal 1970-an.
Hewan ini berbentuk simetri bilateral yang terdiri dari dua cangkang. Bila dilihat dari luar, cangkangnya berwarna hijau kebiru-biruan atau kecoklat-coklatan dengan bercak putih.
Hewan ini tergolong filter feeder yaitu jenis hewan yang mendapatkan makanan dengan jalan menyaring air yang masuk ke dalam tubuhnya. Volume air yang dapat disaring oleh kerang adalah 2,5 liter per individu dewasa per jam.
Makanan yang masuk bersama air tadi digerakkan, diperas, lalu dicerna dengan bantuan cilia (rambut getar) pada tubuhnya. Cilia mampu bergerak 2-20 kali per detik. Makanan kerang dapat berupa zooplankton, fitoplankton, bakteri, flagellata, protozoa, detritus, alga, dan berbagai zat yang tersuspensi dalam perairan tempat tinggalnya.
Alat pencernaannya berturut-turut terdiri dari mulut yang tidak berahang atau bergigi, sepasang labial palps yang bercilia, oesofagus, lambung, usus, rektum, dan anus. Selain alat pencernaan, di dalam tubuh kerang terdapat pula hati yang menyelubungi dinding lambung, ginjal, pembuluh darah, dan pembuluh urat saraf.
Umumnya kijing dapat mengatur tingkat metabolisme oksigen dengan baik sehingga masih dapat hidup pada keadaan di mana kadar oksigen dalam air sangat sedikit (Hart dan Faller, 1974).
Keistimewaan lain dari kerang adalah perkembangbiakannya yang cepat. Di daerah tropis seperti Indonesia, kerang dapat berkembang biak sepanjang tahun. Sekali berkembang biak keturunannya bisa 300.000 individu (Suwignyo, 1975). Sementara itu menurut Nasution (1975), setiap kali memijah kerang ini dapat menghasilkan telur sebanyak 369.227-458.000 butir.
Karena daya tahan hidupnya yang tinggi dan jumlahnya yang berlimpah ini, maka kerang layak dipertimbangkan sebagai alternatif untuk mengatasi pencemaran perairan akibat polutan termasuk logam berat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar